16 Maret 2008

INFO !!!

TERHITUNG SEJAK 16 MARET 2008, SITUS PRIBADI YUDHA PINDAH KE

yoedhabinrizal.wordpress.com

TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA

Reformasi Tubuh PSSI atau Sepakbola kita Mati


Marah...
Benci...
Apa sih yang ada dalam benak para pengurus PSSI...
Aneh memang...
Awalnya sih aku ndukung banget dikeluarkannya list daftar pemain asing yang masuk ke dalam black list dan ga boleh tampil di Superliga '08, supaya liga Indonesia bisa lebih maju dan jauh dari hal-hal anarkis yang gak jarang justru dipicu karena sejumlah pemain asing yang "nakal".

Tapi anehnya, pas aku buka tabloid bola edisi jum'at (14/3) lalu justru aku temuin keputusan-keputusan kontroversial tentang pemain yang ter-black list dari liga Super. Sungguh diluar dugaan, pemain-pemain berkualitas macam Gustavo Chena (Persik, eks Boca Juniors Argentina) yang memiliki skill diatas rata-rata dan bukan anak nakal (bersama PSMS melaju hingga ke Final Liga Djarum '07 dan hanya mendapatkan 2 kartu kuning) justru namanya tercantum dalam daftar pemain asing yang masuk black list dan harus meninggalkan Indonesia (Kontrak yang beru ditanda tangani bersama Persik Kediri langsung di batalkan dan pada saat yang bersamaan, anaknya menderita gejala demam berdarah).

Dan pemain asing nakal macam Franco Hitta (eks Arema dan Persema malang) justru masih dapat bebas bermain di liga domestik tertinggi di negeri ini.

Hufh... apa sih maksud asosiasi sepakbola rusuh yang kini masih (saja) dipimpin oleh seorang narapidana yang sedang mendekam di LP ini...

Kata orang-orang PSSI sih nama seorang pemain asing masuk dalam black list karena klub yang dibela sebelum bermain di liga Indonesia adalah klub yang memiliki kasta rendah atau tidak jelas klub asalnya. Memang sebelum bermain di PSMS, seorang Gustavo Chena hanya bermain untuk sebuah klub divisi IV liga Argentina.

Namun seharusnya PSSI bisa lebih dewasa dalam menilai seorang pemain. Liga ini tidak butuh pemain asing berkelas dunia tapi hanya bisa biki ribut. Untuk apa mengkontrak eks pemain Inter Milan misalnya tapi hanya bisa bikin rusuh di lapangan dan gak bisa memberi contoh yang baik di luar lapangan.

Liga ini lebih membutuhkan seorang pemain yang memiliki teknik skill diatas rata-rata pemain lokal yang memiliki sikap fair play. Sportif di dalam lapangan, Ramah dan bersikap baik di luar lapangan serta mau bersikap professional...

Sekali lagi, PSSI harus mejadi lebih dewasa jika mau melihat liga ini lebih maju...
Reformasi tubuh PSSI atau Liga kita akan Mati