30 September 2007

Benua Atlantis Yang Hilang Itu Bernama Indonesia


Assalamu'alaikum

Sesuai dengan tujuan awal saya ketika membuat blog ini adalah agar setiap apa yang saya tulis, baik itu berupa pengalaman pribadi maupun cerita dan artikel-artikel dari suatu majalah, website dll. dapat diambil ibrohnya bagi kita semua. So, berikut ini adalah sebuah artikel yang saya kira cukup bermanfaat bagi kita semua. di sadur dari situs Islam dudung.net kami persilakan untuk Anda


Oleh : Aulia Agus Iswar


Pren, pada pernah denger cerita ttg Atlantis khan? Itu tuh, yang katanya negeri besar yang sangat megah dan jaya. Jadul (jaman dulu) Atlantis itu menjadi pusat peradaban dunia, tepatnya puluhan ribu tahun yang lalu. Walaah, kita masih di alam arwah, belum lahir ya, kepikiran aja belum kali. Kata Plato (427 - 347 SM) puluhan ribu tahun yang lalu itu gunung berapi meletus bareng-bareng, menimbulkan gempa, es mencair, dan banjir gede. Akibatnya nih, sebagian permukaan bumi tenggelam alias hilang. Nah, salah satu yang hilang itu adalah Negeri, lebih tepatnya, Benua Atlantis. Yap, mangkanye nih kita sering denger "Atlantis yang Hilang".


Tapi tau ga, Pren? Sekarang Benua Atlantis itu dah ketemu, maksudnya dah diketemuin. Mana? Koq ga keliatan? Ya Allah, segede gini ga keliatan? Nih, simak hasil penelitian Aryso Santos (2005). Menurut dia Benua Atlantis itu ternyata adalah bumi yang sekarang kita injak-injak, ih..kasar banget sich, maksudnya bumi yang kita menginjakkan kaki di atasnya ini. Ah, yang bener nih? Gimana caranya coba? Jadi Mas Santos ini ngebandingin 33 hal (termasuk luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani) antara kondisi fisik Benua Atlantis sama kondisi fisik Indonesia sekarang. Ternyata sama tuh. Luas wilayah Atlantis jadul terbentang dari Selatan India, terus Sabang sampe Merauke (kayak lagu aja..). Ribuan pulau di Indonesia sekarang, jadul-nya menyatu. Mungkin karena penghuninya telah lupa padaNya, bergelimang dosa dan berhura-hura, azab Allah pun turun. Dan terjadilah bencana besar itu, gunung berapi meletus bareng-bareng. Dahsyat, Maan! Sebagian daratan tenggelam dan jadi lautan. Sebagiannya lagi bakal jadi pulau-pulau kayak sekarang.


Nah, Pren. Coba renungin nih! Indonesia katanya sarang koruptor, sarang teroris, tukang bikin dosa (di mana mangkalnya ya?), terbelakang, utangnya bejibun, makannya banyak, males, ngantukan, telatan, tukang nyontek; waduh! Bener ga sich? Emang bener sich, tapi moga-moga yang ngebaca nih tulisan ga kayak gitu yak. Itu kondisi sekarang. Tapi jadul Indonesia, yang kata Mas Santos tadi adalah Atlantis, pernah menjadi pusat peradaban dunia, Cing! Berarti nih Indonesia jadul dihuni oleh orang-orang yang hebat dan maju. So, para sesepuh kita keren-keren donk?


Jadi sekarang gimana, Pren? Bangga donk kita kalo gitu. Tapi apa cukup bangga doank? Nggak khan? So, kita kudu berubah (saatnya berubah!). Kita kudu semangat, disiplin, kerja keras, belajar yang banyak, ta'at beribadah, jauhi perbuatan dosa. Intinya kita harus menjadi mu'min yang sejati gituu.. Spiritnya donk spiriiittt! Biar kejayaan Atlantis terulang kembali di Indonesia ini. Dan yang lebih penting lagi, karena jumlah muslim terbesar dunia ada di sini, peradaban muslim Indonesia bakalan maju dan jaya.


OK, Pren. Jadul aja bisa, kenapa sekarang enggak!? Tul khan? (a2i)


TAHUKAH KAMU?


Jalannya (Pergeseran) Benua
Allah Berfirman : "Dan apakah kamu kira gunung-gunung itu diam di tempat? Padahal gunung-gunung itu berjalan seperti jalannya awan..." (Q.S. an Naml : 88).
Gunung-gunung itu menempel di bumi, dalam hal ini benua. Jadi, benua pun berjalan atau bergeser. Ini kata Allah. Gimana kata ilmuwan? Sudah dibuktikan secara ilmiah, lempeng benua itu berjalan (bergeser) tiap tahun sejauh 10-15 cm. Klop khan? Subhanallah...

28 September 2007

Jangan Ambil Dirinya Saat Ini...

Keringat dingin menetes dari keningku, entah apa yang kulakukan sampai kali ini aku kembali bermimpi tentangnya, tentang diri seorang muslimah salehah yang pernah masuk kedalam relung hatiku dan mengukirkan prasasti cinta disana. Namun satu hal yang berbeda terjadi di dalam mimpiku. Jika biasanya aku bermimpi hanya sekilas tentangnya, kali ini ialah yang menjadi pemeran utama dalam mimpiku walaupun aku tak bertemu dengannya.


Bagaimana bisa seseorang menjadi pemeran utama dalam sebuah mimpi namun ia tak terekspos oleh si pemimpi? Yah, karena apa yang ku mimpikan sangatlah buruk, mimpi yang tak kuinginkan untuk singgah di dalam malam-malamku. Mimpi yang hingga kini masih membuat perasaanku menjadi gundah dan kacau balau.


Alur cerita mimpi ini berawal dari kepulangankau, entah kemana karena aku tak kenal daerah itu. Namun yang pasti hampir semua teman-temanku seperjuangan dulu ada disana. Aku merasakan ada sesuatu yang mereka tutup-tutupi dariku, entah apa itu. Hingga akhirnya suatu saat aku menyadari bahwa ‘dia yang pernah kucintai’ telah berpulang terlebih dahulu menghadap sang Khalik. Sebuah kecelakaan hebat merenggut nyawa dari jasadnya yang diciptakan Allah dengan suatu keindahan yang luar biasa. Mungkin bagi kalian hal ini sagat biasa dalam sebuah mimpi. Namun sungguh ia adalah orang yang pernah kucintai dan mungkin masih menyisakan sedikit rasa itu. Sehingga sangatlah berat bagiku untuk menerima bahwa ‘dia yang pernah kucintai’ telah tiada.


Entah, aku lupa apa yang kemudian kulakukan saat itu. Yang pasti itu adalah detik-detik terberat dalam hidupku. Bahkan hingga kini, ketika ku telah terbangun, masih saja rasa itu menyesakkan hati. Sungguh luar biasa keberadannya bagiku.


Astaghfirullah….

Apa yang telah kulakukan. Menulis ini seolah-olah ialah orang yang seharusnya kucintai dan kunomor satukan. Padahal saat ini Allah pasti menyaksikanku menulis risalah kecil ini. Ya Allah… ampunilah hambaMu yang sungguh berjiwa kotor ini….


Namun yang pasti ku berharap padaMu agar mimpi ini jangan sampai menjadi suatu kenyataan. Karena tentunya itu akan sangat menyikasku. Biarlah semua berjalan apa adanya. Aku hanya dapat berdo’a : “Jangan Ambil Dirinya Saat Ini…

Ternyata Kita Hanya Sekecil Itu......

Alhamdulillahirabil'alamin
Allah masih memberikan kita karunia-Nya berupa nafas yang senantiasa ada tanpa pernah berhenti sedetikpun untuk beristirahat walaupun ia telah bekerja semenjak kita lahir hingga saat ini. Shalawat dan salam senantiasa kita panjatkan bagi seroang manusia terbaik yang pernah ada di muka bumi ini. Seseorang yang mengantarkan manusia dari lembah kenistaan menuju lembah kebahagiaan. Manusia yang mengantarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Manusia yang di gelari Al-Amin oleh kawan maupun lawan-lawannya. Dialah sang Rasul Allah, Muhammad SAW.

Kurang lebih seminggu kemarin saya dan teman-teman sepengajian diajak rihlah oleh seorang senior saya yang juga merangkap sebagai kakak dan murabbi. Hari minggu yang seharusnya digunakan untuk melaksanakan pengajian terpaksa diubah agendanya menjadi "berpiknik bersama". Saya tentunya cukup senang karena sebagai orang baru di Jogjakarta saya sangat ingin menyaksikan lebih banyak sudut kota pelajar ini.

Janji untuk bertemu kami ukir lewat sms. pukul 16.30 bertemu di masjid Ulil Albab UII Kaliurang. Namun karena ada sedikit hambatan akh Debby yang merupakan murabbi kami baru dapat tiba di tempat janjian sekitar pukul 16.45 wib. Setelah beliau datang, tanpa banyak bicara kegiatan tersebut dibuka dan kami berenam (termasuk akh Debby) berangkat menyusuri jalan-jalan kota Jogja menuju gunung Kidul... The Adventure was begin...

Kaliurang tempat kami bertemu terletak di kaki gunung merapi yang terletak di utara kota Gudek dan tujuan rihlah kami adalah gunung Kidul yang terletak di Selatan kota asal grup nasyid Justice Voice. Perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan. Terutama bagi saya yang tidak tahu jalan di kota jogja ini.

Adzan maghrib berkumandang ketika kami melewati Universitas Gadjah Mada. Mampir sebentar di sebuah kedai minuman dan memesan sup buah untuk berbuka kemudian melanjutkan perjalanan ke masjid UGM. Pemandangan disana membuat saya miris. Cukup banyak pasangan remaja yang mengundang setan untuk menjadi peneman mereka. Padahal tempat itu berada tepat di depan masjid besar UGM. Saat pulang akh Debby sedikit bercanda, "yah namanya juga pacaran Islami, tempatnya ya di masjid" dan saya hanya bisa tertawa kecil.

Perjalanan di lanjutkan kembali, Kesabaran diuji disini. Dua teman sempat menghilang karena terpisah cukup jauh. Sekitar lima belas menit kami menunggu sampai akhirnya kita bertemu kembali. Lapar juga tak pelak menyertai perjalanan kami. But, it's okay. Karena dakwah itu memang berat dan membutuhkan kesabaran.

Terpaan angin malam di kota yang setahun lalu di guncang gempa hebat ini terasa menusuk ke tulang. Tapi semua itu berangsur-angsur menghilang kala perjalanan kami membuahkan hasil. Jalan yang menanjak dan berkelok-kelok khas film luar negeri kami lalui dengan perasaan kagum. walau tanpa adanya lampu jalanan tidak menghilangkan sedikitpun eksotika yang terlihat. Eksotika apakah itu? apalagi kalau bukan kota Jogjakarta yang gemerlap yang terlihat jelas dari atas gunung Kidul.

Kami mampi dahulu untuk shalat Isya di sebuah surau milik warga setempat sebelum akhirnya kami bersanati ria di sebuah sebuah warung yang menjorok di tepi jurang namun menawarkan pemandangan indah kota Jogja kala malam hari dari atas gunung kidul. benar-benar indah...

Disaat seperti itulah kami diingatkan banhwasanya manusia itu sangat kecil adanya. tidakkah ia melihat begitu kecil kota jogja dari atas sini? padahal begitu besar kesombongan yang ada di otak mereka. Bahkan kesombongan itu melampaui besarnya langit dan bumi. Naudzubillah...

Sungguh luar biasa ibroh yang dapat kami petik dari sini. Apalagi kami kedatangan seorang syekh terkenal, ustadz yang luar biasa dari negeri Mesir. Dia adalah Syaid Quthub. Namun sayang jasadnya tertinggal di bumi Mesir sehingga hanya pemikirannya yang sampai kepada kami. Ketika akh Debby membacakan sebuah buku karya Syaid Quthub, kami semua tenggelam dalam pikiran masing-masing. Bagaimana beliau tanpa harus menaiki sebuah gunung seperti kami dapat melihat dengan matanya bahwa dunia ini di penuhi oleh orang yang berada pada sebuah lembah yang penuh dengan kenistaan, keburukan dan kedzaliman padahal di sebelah lembah tersebut juga terdapat sebuah lembah lainnya yang menawarkan kenikmatan dan kesenangan abadi. Dimana air di lembah itu mengalir dengan jernihnya, padang-padang hijau membantang dan pohon-pohon berbuah manis tumbuh subur disana. Namun mengapa manusia masih lebih memilih lembah yang penuh dengan kenistaan itu??? Sebuah pertanyaan besar bagi kita semua yang mengaku insan beriman....

26 September 2007

Marhaban ya Ramadhan....

Marhaban ya Ramadhan
Selamat datang bulan penuh berkah

Ga terasa tahun ini kita masih di beri kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan yang suci dan penuh dengan berkah dan pengampunan. Pahala di obral di setiap kesempatan. Masjid yang tadinya kosong kini perlahan mulai terisi. shaff-shaff yang tadinya hanya terisi setengan dan itupun hanya yang di depan imam, kini mulai pula bertambah menjadi dua atau tiga shaff. Walaupun hal seperti ini mungkin mulai hilang kembali pada awal-awal syawal nanti, paling tidak kita wajib memberi apresiasi bagi mereka yang sudah mau berangkat ke masjid meski tidak terbiasa. Semoga ini menjadi langkah awal bagi mereka untuk menjadi lebih baik di hari-hari yang akan datang.
So... mungkin sudah cukup terlambat bagi saya untuk mengucapkan selamat berpuasa Ramadhan bagi kalian semua. but, paling tidak sebelum terlambat apa salahnya di ucapkan. iya gak??? tapi Ramadhan gini jadi kangen sama teman-teman seperjuangan di SMA dulu. Apa kabar ya mereka? Semoga mereka juga dapat menikmati berkah Ramadhan ini.
eh... ntar lagi maghrib. kayanya harus di akhiri dulu posting kali ini. semoga kita masih bisa bertemu di kesempatan lain, Amin....

Wassalamu'alaikum

Selamat Datang & Salam Kenal

Assalamu'alaikum Warahmatullahiwabarakatuh

Salam Ukhuwah untuk kalian semua.

Apa kabar kalian di masa bulan Ramadhan ini? Semoga segala sesuatu yang kita lakukan ga ada yang sia-sia di sisi-Nya. Begitu pula untuk hari-hari setelah Ramadhan nanti, semoga selalu penuh dengan warna-warni amal dan ibadah.

Sekarang saya berada di Jogjakarta, penat dengan segala macam rutinitas perkuliahan. rasanya homesick banget, pengen pulang ke kampung halamanku, Balikpapan Madinatul Iman. Kota yang selalu meriah dengan byar-pet listriknya. Yah sabar aja yud, ntar lagi pulang. sepuluh hari lagi kok....

yawdah...
sabar... sabar.... sabar...

innama'al shabbiriin....